Minggu, 22 Januari 2017

Pukulan Marawis




PUKULAN MARAWIS

* P = Pak
* D=Dung


1. PUKULAN SARAH
    Tanya = PPP D PP D PP D PP D PP D PP P D P D
    Jawab = PPP P P P P P P P P P P P P P P P D P

2. PUKULAN JP
    Tanya = PPP D PPP D PPP D PPP D PPP D DD P DD PP D
    Jawab = PPP P P P P P P P P P P P P P P P DD P DD PP D

3. PUKULAN ZAPIN
    Zapin 1 : Tanya = P P D PPPPPPP D
                   Jawab = P P PPPPPPPPP D
 
    Zapin 2 : Tanya = PP DD PP DD P D P D
                    Jawab = PP DD PP DD P D P
   
    Zapin 3 : Tanya = D P D PPPPPPP D
                    Jawab = D P D PPPPPPP

Minggu, 20 November 2016

Cara Memainkan Alat Marawis


1. Marawis ; Pada jalinan tali temali yang melingkupi sisi lingkaran Marawis ada jalinan khusus yang disiapkan untuk ibu jari tangan pemakai. Masukkan ibu jari tangan kiri, putar Marawis sehingga tali yang melingkar di ibu jari menjadi kencang. Jangan lupa, kulit Marawis sebelah menghadap ke atas dan sebelah yang lain menghadap ke bawah. Posisikan atau sanggahkan jari telunjuk dan kelingking pada bagian pinggir bawah Marawis dan usahakan tepat di bawah lingkaran penjalin. Hal ini dimaksudkan agar suara tepakan tidak menjadi sengau atau fals. Sementara jari tengah dan manis sedikit mengambang dan dapat digunakan untuk sesekali menyela pukulan kulit bawah. Cara memukulnya dengan merapatkan semua jari tangan kanan kecuali ibu jari atau jempol. Rapatkan jari-jari yang empat tadi dan gunakanlah untuk memukul. Usahakan ibu jari melebar ke bawah, sehingga ketika ke empatnya menepak ke kulit ibu jari tetap pada posisi aman di luar jalinan tali atau badan Marawis. 2. Gendang Dumbuk Pinggang atau Calty ; Genggam dengan empat jari leher jenjangnya (D :) lalu putarkan Dumbuk, sehingga posisi empat jari Anda berada di bawah. Sementara ibu jari mengunci bagian atasnya. Kemudian tarik dan kempit [ bahasa Jawa ] pada sisi kiri pinggang. Pada posisi ini otomatis bagian head/ mikia menghadap ke muka dengan perkiraan 15 ^ menyerong ke samping kanan. Sementara bagian belakang lobang menyerong ke kiri. Catatan : Jika pengguna tunggal [tidak digabung dengan Dumbuk Batu] menginginkan tangan kiri juga digunakan untuk sesekali mengimbangi pukulan tangan kanan, maka tinggal memegang bagian kepalanya saja. Sesuaikan pegangan dan senyaman mungkin menurut Anda. 3. Dumbuk Batu atau Darbuka : posisikan bagian bawah di atas teras dan sejenisnya. Taruh sedekat mungkin bagian atasnya dengan posisi depan Dumbuk Pinggang, sehingga pemakai tidak kerepotan menggerakkan tangan untuk memukul keduanya. Catatan : Asumsi no. 3 digabung dengan no. 2 [seorang pemakai dengan menggabugkan dua buah alat ] 4. Hajir ; Lingkar atau gantungkan sabuk Hajir yang disediakan di leher [boleh juga di bahu sebelah kanan] dan gunakan kedua tangan untuk memukul bagian kanan dan kiri kulit. 5. Cymbal Statis dan Tamrien ; Ini mungkin yang termudah penggunaannya. Gunakan stick di tangan sebelah kanan untuk memukul Cymball sesuai irama yang diinginkan, sementara stick di tangan sebelah kiri digunakan untuk memukul Tamrien

Sumber: http://www.solichin-toip.com/2013/11/cara-menggunakan-alat-marawis.html#.WDPsuxInJyA
Konten adalah milik dan hak cipta www.solichin-toip.co
 Alat Musik Marawis terdiri atas Dumbuk, Dumbuk Batu, Hajir, Marawis, dan Markis. Ada pula yang menambahkan Piano, Gitar Gambus, dll. sebagai pelengkap alat musik Marawis sehingga menghasilkan musik Marawis yang variatif dan enak untuk didengar.





a. Dumbuk Batu atau Darbuka, biasa dimainkan oleh 1 orang. Dimana dumbuk diletakan di pinggang seorang pemain, dan dumbuk batu diletakan tepat di depan pemainnya. Variasi antara suara hentakan Dumbuk dengan Dumbuk Batu sangat menentukan keindahan suara musik yang dihasilkan. Semakin bervariasi hentakan antara Dumbuk dan Dumbuk batu, semakin bagus suara yang dihasilkan




b. Marawis, alat musik ini adalah yang paling dominan. Karena jumlah pemainnya bisa berkisar antara 4-8 orang. Dalam memainkannya, terdapat istilah NGEPANG atau biasa disebut pukulan tanya jawab dimana dua orang pemain memainkan pukulan yang berbeda. Pukulan Tanya yaitu pukulan yang lebih dulu ada sebelum Pukulan Jawab. Sedangkan pukulan Jawab menyelingi pukulan Tanya. Semakin bervariasi selingan pukulan antara Tanya dan Jawab, maka suara yang dihasilkan akan semakin indah.



c. Hajir, jika dibandingkan dengan alat musik Marawis, alat musik Hajir justru paling ringan meskipun hentakannya sama keras dengan Marawis. Permukaan area pukulannya yang lebar, membuat orang yang memainkannya tidak begitu merasa sakit. Orang yang memainkan Hajir biasanya dalam suatu Grup berjumlah 1 orang.


d. Markis. Terlihat mirip sebuah TAM-TAM atau drum kecil, namun perbedaannya adalah Markis di Marawis tidak menghasilkan suara DUG, melainkan suara crek! crek! (pada kecrekan) karena memang alat musik yang digunakan berupa Kecrekan.

Pemain-pemainnya biasa mengenakan baju Gamis, Baju Koko lengan Panjang (meskipun ada juga yang mengenakan pakaian lengan Pendek), berpeci, dan ada juga yang menggunakan seragam khusus yang unik (tapi sopan).
Selain Ikhwan, Akhwat pun ada yang memainkan Marawis.


 http://januar-enigmatic.blogspot.co.id/2011/10/mengenal-marawis.html
1. Marawis ; Pada jalinan tali temali yang melingkupi sisi lingkaran Marawis ada jalinan khusus yang disiapkan untuk ibu jari tangan pemakai. Masukkan ibu jari tangan kiri, putar Marawis sehingga tali yang melingkar di ibu jari menjadi kencang. Jangan lupa, kulit Marawis sebelah menghadap ke atas dan sebelah yang lain menghadap ke bawah. Posisikan atau sanggahkan jari telunjuk dan kelingking pada bagian pinggir bawah Marawis dan usahakan tepat di bawah lingkaran penjalin. Hal ini dimaksudkan agar suara tepakan tidak menjadi sengau atau fals. Sementara jari tengah dan manis sedikit mengambang dan dapat digunakan untuk sesekali menyela pukulan kulit bawah. Cara memukulnya dengan merapatkan semua jari tangan kanan kecuali ibu jari atau jempol. Rapatkan jari-jari yang empat tadi dan gunakanlah untuk memukul. Usahakan ibu jari melebar ke bawah, sehingga ketika ke empatnya menepak ke kulit ibu jari tetap pada posisi aman di luar jalinan tali atau badan Marawis. 2. Gendang Dumbuk Pinggang atau Calty ; Genggam dengan empat jari leher jenjangnya (D :) lalu putarkan Dumbuk, sehingga posisi empat jari Anda berada di bawah. Sementara ibu jari mengunci bagian atasnya. Kemudian tarik dan kempit [ bahasa Jawa ] pada sisi kiri pinggang. Pada posisi ini otomatis bagian head/ mikia menghadap ke muka dengan perkiraan 15 ^ menyerong ke samping kanan. Sementara bagian belakang lobang menyerong ke kiri. Catatan : Jika pengguna tunggal [tidak digabung dengan Dumbuk Batu] menginginkan tangan kiri juga digunakan untuk sesekali mengimbangi pukulan tangan kanan, maka tinggal memegang bagian kepalanya saja. Sesuaikan pegangan dan senyaman mungkin menurut Anda. 3. Dumbuk Batu atau Darbuka : posisikan bagian bawah di atas teras dan sejenisnya. Taruh sedekat mungkin bagian atasnya dengan posisi depan Dumbuk Pinggang, sehingga pemakai tidak kerepotan menggerakkan tangan untuk memukul keduanya. Catatan : Asumsi no. 3 digabung dengan no. 2 [seorang pemakai dengan menggabugkan dua buah alat ] 4. Hajir ; Lingkar atau gantungkan sabuk Hajir yang disediakan di leher [boleh juga di bahu sebelah kanan] dan gunakan kedua tangan untuk memukul bagian kanan dan kiri kulit. 5. Cymbal Statis dan Tamrien ; Ini mungkin yang termudah penggunaannya. Gunakan stick di tangan sebelah kanan untuk memukul Cymball sesuai irama yang diinginkan, sementara stick di tangan sebelah kiri digunakan untuk memukul Tamrien. Selamat mencoba !

Sumber: http://www.solichin-toip.com/2013/11/cara-menggunakan-alat-marawis.html#.WDPsuxInJyA
Konten adalah milik dan hak cipta www.solichin-toip.com
1. Marawis ; Pada jalinan tali temali yang melingkupi sisi lingkaran Marawis ada jalinan khusus yang disiapkan untuk ibu jari tangan pemakai. Masukkan ibu jari tangan kiri, putar Marawis sehingga tali yang melingkar di ibu jari menjadi kencang. Jangan lupa, kulit Marawis sebelah menghadap ke atas dan sebelah yang lain menghadap ke bawah. Posisikan atau sanggahkan jari telunjuk dan kelingking pada bagian pinggir bawah Marawis dan usahakan tepat di bawah lingkaran penjalin. Hal ini dimaksudkan agar suara tepakan tidak menjadi sengau atau fals. Sementara jari tengah dan manis sedikit mengambang dan dapat digunakan untuk sesekali menyela pukulan kulit bawah. Cara memukulnya dengan merapatkan semua jari tangan kanan kecuali ibu jari atau jempol. Rapatkan jari-jari yang empat tadi dan gunakanlah untuk memukul. Usahakan ibu jari melebar ke bawah, sehingga ketika ke empatnya menepak ke kulit ibu jari tetap pada posisi aman di luar jalinan tali atau badan Marawis. 2. Gendang Dumbuk Pinggang atau Calty ; Genggam dengan empat jari leher jenjangnya (D :) lalu putarkan Dumbuk, sehingga posisi empat jari Anda berada di bawah. Sementara ibu jari mengunci bagian atasnya. Kemudian tarik dan kempit [ bahasa Jawa ] pada sisi kiri pinggang. Pada posisi ini otomatis bagian head/ mikia menghadap ke muka dengan perkiraan 15 ^ menyerong ke samping kanan. Sementara bagian belakang lobang menyerong ke kiri. Catatan : Jika pengguna tunggal [tidak digabung dengan Dumbuk Batu] menginginkan tangan kiri juga digunakan untuk sesekali mengimbangi pukulan tangan kanan, maka tinggal memegang bagian kepalanya saja. Sesuaikan pegangan dan senyaman mungkin menurut Anda. 3. Dumbuk Batu atau Darbuka : posisikan bagian bawah di atas teras dan sejenisnya. Taruh sedekat mungkin bagian atasnya dengan posisi depan Dumbuk Pinggang, sehingga pemakai tidak kerepotan menggerakkan tangan untuk memukul keduanya. Catatan : Asumsi no. 3 digabung dengan no. 2 [seorang pemakai dengan menggabugkan dua buah alat ] 4. Hajir ; Lingkar atau gantungkan sabuk Hajir yang disediakan di leher [boleh juga di bahu sebelah kanan] dan gunakan kedua tangan untuk memukul bagian kanan dan kiri kulit. 5. Cymbal Statis dan Tamrien ; Ini mungkin yang termudah penggunaannya. Gunakan stick di tangan sebelah kanan untuk memukul Cymball sesuai irama yang diinginkan, sementara stick di tangan sebelah kiri digunakan untuk memukul Tamrien. Selamat mencoba !

Sumber: http://www.solichin-toip.com/2013/11/cara-menggunakan-alat-marawis.html#.WDPsuxInJyA
Konten adalah milik dan hak cipta www.solichin-toip.com
1. Marawis ; Pada jalinan tali temali yang melingkupi sisi lingkaran Marawis ada jalinan khusus yang disiapkan untuk ibu jari tangan pemakai. Masukkan ibu jari tangan kiri, putar Marawis sehingga tali yang melingkar di ibu jari menjadi kencang. Jangan lupa, kulit Marawis sebelah menghadap ke atas dan sebelah yang lain menghadap ke bawah. Posisikan atau sanggahkan jari telunjuk dan kelingking pada bagian pinggir bawah Marawis dan usahakan tepat di bawah lingkaran penjalin. Hal ini dimaksudkan agar suara tepakan tidak menjadi sengau atau fals. Sementara jari tengah dan manis sedikit mengambang dan dapat digunakan untuk sesekali menyela pukulan kulit bawah. Cara memukulnya dengan merapatkan semua jari tangan kanan kecuali ibu jari atau jempol. Rapatkan jari-jari yang empat tadi dan gunakanlah untuk memukul. Usahakan ibu jari melebar ke bawah, sehingga ketika ke empatnya menepak ke kulit ibu jari tetap pada posisi aman di luar jalinan tali atau badan Marawis. 2. Gendang Dumbuk Pinggang atau Calty ; Genggam dengan empat jari leher jenjangnya (D :) lalu putarkan Dumbuk, sehingga posisi empat jari Anda berada di bawah. Sementara ibu jari mengunci bagian atasnya. Kemudian tarik dan kempit [ bahasa Jawa ] pada sisi kiri pinggang. Pada posisi ini otomatis bagian head/ mikia menghadap ke muka dengan perkiraan 15 ^ menyerong ke samping kanan. Sementara bagian belakang lobang menyerong ke kiri. Catatan : Jika pengguna tunggal [tidak digabung dengan Dumbuk Batu] menginginkan tangan kiri juga digunakan untuk sesekali mengimbangi pukulan tangan kanan, maka tinggal memegang bagian kepalanya saja. Sesuaikan pegangan dan senyaman mungkin menurut Anda. 3. Dumbuk Batu atau Darbuka : posisikan bagian bawah di atas teras dan sejenisnya. Taruh sedekat mungkin bagian atasnya dengan posisi depan Dumbuk Pinggang, sehingga pemakai tidak kerepotan menggerakkan tangan untuk memukul keduanya. Catatan : Asumsi no. 3 digabung dengan no. 2 [seorang pemakai dengan menggabugkan dua buah alat ] 4. Hajir ; Lingkar atau gantungkan sabuk Hajir yang disediakan di leher [boleh juga di bahu sebelah kanan] dan gunakan kedua tangan untuk memukul bagian kanan dan kiri kulit. 5. Cymbal Statis dan Tamrien ; Ini mungkin yang termudah penggunaannya. Gunakan stick di tangan sebelah kanan untuk memukul Cymball sesuai irama yang diinginkan, sementara stick di tangan sebelah kiri digunakan untuk memukul Tamrien

Sumber: http://www.solichin-toip.com/2013/11/cara-menggunakan-alat-marawis.html#.WDPsuxInJyA
Konten adalah milik dan hak cipta www.solichin-toip.com
1. Marawis ; Pada jalinan tali temali yang melingkupi sisi lingkaran Marawis ada jalinan khusus yang disiapkan untuk ibu jari tangan pemakai. Masukkan ibu jari tangan kiri, putar Marawis sehingga tali yang melingkar di ibu jari menjadi kencang. Jangan lupa, kulit Marawis sebelah menghadap ke atas dan sebelah yang lain menghadap ke bawah. Posisikan atau sanggahkan jari telunjuk dan kelingking pada bagian pinggir bawah Marawis dan usahakan tepat di bawah lingkaran penjalin. Hal ini dimaksudkan agar suara tepakan tidak menjadi sengau atau fals. Sementara jari tengah dan manis sedikit mengambang dan dapat digunakan untuk sesekali menyela pukulan kulit bawah. Cara memukulnya dengan merapatkan semua jari tangan kanan kecuali ibu jari atau jempol. Rapatkan jari-jari yang empat tadi dan gunakanlah untuk memukul. Usahakan ibu jari melebar ke bawah, sehingga ketika ke empatnya menepak ke kulit ibu jari tetap pada posisi aman di luar jalinan tali atau badan Marawis. 2. Gendang Dumbuk Pinggang atau Calty ; Genggam dengan empat jari leher jenjangnya (D :) lalu putarkan Dumbuk, sehingga posisi empat jari Anda berada di bawah. Sementara ibu jari mengunci bagian atasnya. Kemudian tarik dan kempit [ bahasa Jawa ] pada sisi kiri pinggang. Pada posisi ini otomatis bagian head/ mikia menghadap ke muka dengan perkiraan 15 ^ menyerong ke samping kanan. Sementara bagian belakang lobang menyerong ke kiri. Catatan : Jika pengguna tunggal [tidak digabung dengan Dumbuk Batu] menginginkan tangan kiri juga digunakan untuk sesekali mengimbangi pukulan tangan kanan, maka tinggal memegang bagian kepalanya saja. Sesuaikan pegangan dan senyaman mungkin menurut Anda. 3. Dumbuk Batu atau Darbuka : posisikan bagian bawah di atas teras dan sejenisnya. Taruh sedekat mungkin bagian atasnya dengan posisi depan Dumbuk Pinggang, sehingga pemakai tidak kerepotan menggerakkan tangan untuk memukul keduanya. Catatan : Asumsi no. 3 digabung dengan no. 2 [seorang pemakai dengan menggabugkan dua buah alat ] 4. Hajir ; Lingkar atau gantungkan sabuk Hajir yang disediakan di leher [boleh juga di bahu sebelah kanan] dan gunakan kedua tangan untuk memukul bagian kanan dan kiri kulit. 5. Cymbal Statis dan Tamrien ; Ini mungkin yang termudah penggunaannya. Gunakan stick di tangan sebelah kanan untuk memukul Cymball sesuai irama yang diinginkan, sementara stick di tangan sebelah kiri digunakan untuk memukul Tamrien

Sumber: http://www.solichin-toip.com/2013/11/cara-menggunakan-alat-marawis.html#.WDPsuxInJyA
Konten adalah milik dan hak cipta www.solichin-toip.com
1. Marawis ; Pada jalinan tali temali yang melingkupi sisi lingkaran Marawis ada jalinan khusus yang disiapkan untuk ibu jari tangan pemakai. Masukkan ibu jari tangan kiri, putar Marawis sehingga tali yang melingkar di ibu jari menjadi kencang. Jangan lupa, kulit Marawis sebelah menghadap ke atas dan sebelah yang lain menghadap ke bawah. Posisikan atau sanggahkan jari telunjuk dan kelingking pada bagian pinggir bawah Marawis dan usahakan tepat di bawah lingkaran penjalin. Hal ini dimaksudkan agar suara tepakan tidak menjadi sengau atau fals. Sementara jari tengah dan manis sedikit mengambang dan dapat digunakan untuk sesekali menyela pukulan kulit bawah. Cara memukulnya dengan merapatkan semua jari tangan kanan kecuali ibu jari atau jempol. Rapatkan jari-jari yang empat tadi dan gunakanlah untuk memukul. Usahakan ibu jari melebar ke bawah, sehingga ketika ke empatnya menepak ke kulit ibu jari tetap pada posisi aman di luar jalinan tali atau badan Marawis. 2. Gendang Dumbuk Pinggang atau Calty ; Genggam dengan empat jari leher jenjangnya (D :) lalu putarkan Dumbuk, sehingga posisi empat jari Anda berada di bawah. Sementara ibu jari mengunci bagian atasnya. Kemudian tarik dan kempit [ bahasa Jawa ] pada sisi kiri pinggang. Pada posisi ini otomatis bagian head/ mikia menghadap ke muka dengan perkiraan 15 ^ menyerong ke samping kanan. Sementara bagian belakang lobang menyerong ke kiri. Catatan : Jika pengguna tunggal [tidak digabung dengan Dumbuk Batu] menginginkan tangan kiri juga digunakan untuk sesekali mengimbangi pukulan tangan kanan, maka tinggal memegang bagian kepalanya saja. Sesuaikan pegangan dan senyaman mungkin menurut Anda. 3. Dumbuk Batu atau Darbuka : posisikan bagian bawah di atas teras dan sejenisnya. Taruh sedekat mungkin bagian atasnya dengan posisi depan Dumbuk Pinggang, sehingga pemakai tidak kerepotan menggerakkan tangan untuk memukul keduanya. Catatan : Asumsi no. 3 digabung dengan no. 2 [seorang pemakai dengan menggabugkan dua buah alat ] 4. Hajir ; Lingkar atau gantungkan sabuk Hajir yang disediakan di leher [boleh juga di bahu sebelah kanan] dan gunakan kedua tangan untuk memukul bagian kanan dan kiri kulit. 5. Cymbal Statis dan Tamrien ; Ini mungkin yang termudah penggunaannya. Gunakan stick di tangan sebelah kanan untuk memukul Cymball sesuai irama yang diinginkan, sementara stick di tangan sebelah kiri digunakan untuk memukul Tamrien.

Sumber: http://www.solichin-toip.com/2013/11/cara-menggunakan-alat-marawis.html#.WDPsuxInJyA
Konten adalah milik dan hak cipta www.solichin-toip.com
1. Marawis ; Pada jalinan tali temali yang melingkupi sisi lingkaran Marawis ada jalinan khusus yang disiapkan untuk ibu jari tangan pemakai. Masukkan ibu jari tangan kiri, putar Marawis sehingga tali yang melingkar di ibu jari menjadi kencang. Jangan lupa, kulit Marawis sebelah menghadap ke atas dan sebelah yang lain menghadap ke bawah. Posisikan atau sanggahkan jari telunjuk dan kelingking pada bagian pinggir bawah Marawis dan usahakan tepat di bawah lingkaran penjalin. Hal ini dimaksudkan agar suara tepakan tidak menjadi sengau atau fals. Sementara jari tengah dan manis sedikit mengambang dan dapat digunakan untuk sesekali menyela pukulan kulit bawah. Cara memukulnya dengan merapatkan semua jari tangan kanan kecuali ibu jari atau jempol. Rapatkan jari-jari yang empat tadi dan gunakanlah untuk memukul. Usahakan ibu jari melebar ke bawah, sehingga ketika ke empatnya menepak ke kulit ibu jari tetap pada posisi aman di luar jalinan tali atau badan Marawis. 2. Gendang Dumbuk Pinggang atau Calty ; Genggam dengan empat jari leher jenjangnya (D :) lalu putarkan Dumbuk, sehingga posisi empat jari Anda berada di bawah. Sementara ibu jari mengunci bagian atasnya. Kemudian tarik dan kempit [ bahasa Jawa ] pada sisi kiri pinggang. Pada posisi ini otomatis bagian head/ mikia menghadap ke muka dengan perkiraan 15 ^ menyerong ke samping kanan. Sementara bagian belakang lobang menyerong ke kiri. Catatan : Jika pengguna tunggal [tidak digabung dengan Dumbuk Batu] menginginkan tangan kiri juga digunakan untuk sesekali mengimbangi pukulan tangan kanan, maka tinggal memegang bagian kepalanya saja. Sesuaikan pegangan dan senyaman mungkin menurut Anda. 3. Dumbuk Batu atau Darbuka : posisikan bagian bawah di atas teras dan sejenisnya. Taruh sedekat mungkin bagian atasnya dengan posisi depan Dumbuk Pinggang, sehingga pemakai tidak kerepotan menggerakkan tangan untuk memukul keduanya. Catatan : Asumsi no. 3 digabung dengan no. 2 [seorang pemakai dengan menggabugkan dua buah alat ] 4. Hajir ; Lingkar atau gantungkan sabuk Hajir yang disediakan di leher [boleh juga di bahu sebelah kanan] dan gunakan kedua tangan untuk memukul bagian kanan dan kiri kulit. 5. Cymbal Statis dan Tamrien ; Ini mungkin yang termudah penggunaannya. Gunakan stick di tangan sebelah kanan untuk memukul Cymball sesuai irama yang diinginkan, sementara stick di tangan sebelah kiri digunakan untuk memukul Tamrien.

Sumber: http://www.solichin-toip.com/2013/11/cara-menggunakan-alat-marawis.html#.WDPsuxInJyA
Konten adalah milik dan hak cipta www.solichin-toip.com
1. Marawis ; Pada jalinan tali temali yang melingkupi sisi lingkaran Marawis ada jalinan khusus yang disiapkan untuk ibu jari tangan pemakai. Masukkan ibu jari tangan kiri, putar Marawis sehingga tali yang melingkar di ibu jari menjadi kencang. Jangan lupa, kulit Marawis sebelah menghadap ke atas dan sebelah yang lain menghadap ke bawah. Posisikan atau sanggahkan jari telunjuk dan kelingking pada bagian pinggir bawah Marawis dan usahakan tepat di bawah lingkaran penjalin. Hal ini dimaksudkan agar suara tepakan tidak menjadi sengau atau fals. Sementara jari tengah dan manis sedikit mengambang dan dapat digunakan untuk sesekali menyela pukulan kulit bawah. Cara memukulnya dengan merapatkan semua jari tangan kanan kecuali ibu jari atau jempol. Rapatkan jari-jari yang empat tadi dan gunakanlah untuk memukul. Usahakan ibu jari melebar ke bawah, sehingga ketika ke empatnya menepak ke kulit ibu jari tetap pada posisi aman di luar jalinan tali atau badan Marawis. 2. Gendang Dumbuk Pinggang atau Calty ; Genggam dengan empat jari leher jenjangnya (D :) lalu putarkan Dumbuk, sehingga posisi empat jari Anda berada di bawah. Sementara ibu jari mengunci bagian atasnya. Kemudian tarik dan kempit [ bahasa Jawa ] pada sisi kiri pinggang. Pada posisi ini otomatis bagian head/ mikia menghadap ke muka dengan perkiraan 15 ^ menyerong ke samping kanan. Sementara bagian belakang lobang menyerong ke kiri. Catatan : Jika pengguna tunggal [tidak digabung dengan Dumbuk Batu] menginginkan tangan kiri juga digunakan untuk sesekali mengimbangi pukulan tangan kanan, maka tinggal memegang bagian kepalanya saja. Sesuaikan pegangan dan senyaman mungkin menurut Anda. 3. Dumbuk Batu atau Darbuka : posisikan bagian bawah di atas teras dan sejenisnya. Taruh sedekat mungkin bagian atasnya dengan posisi depan Dumbuk Pinggang, sehingga pemakai tidak kerepotan menggerakkan tangan untuk memukul keduanya. Catatan : Asumsi no. 3 digabung dengan no. 2 [seorang pemakai dengan menggabugkan dua buah alat ] 4. Hajir ; Lingkar atau gantungkan sabuk Hajir yang disediakan di leher [boleh juga di bahu sebelah kanan] dan gunakan kedua tangan untuk memukul bagian kanan dan kiri kulit. 5. Cymbal Statis dan Tamrien ; Ini mungkin yang termudah penggunaannya. Gunakan stick di tangan sebelah kanan untuk memukul Cymball sesuai irama yang diinginkan, sementara stick di tangan sebelah kiri digunakan untuk memukul Tamrien.

Sumber: http://www.solichin-toip.com/2013/11/cara-menggunakan-alat-marawis.html#.WDPsuxInJyA
Konten adalah milik dan hak cipta www.solichin-toip.com

Alat Marawis

Marawis merpakan salah satu jenis "band tepuk" dengan perkusi sebagai alat musik utamanya. Pada umumnya alat musik marawis yang biasa digunakan terdiri dari :
  • Marawis
    Merupakan gendang kecil berdiameter 20 Cm dengan tinggi 19 Cm. Alat ini terbuat dari kayu yang bagian tengahnya dilubangi dalat inilah yang menjadi ciri khas dari musik jenis ini, sehingga musik jenis ini pun disebut dengan Marawis.
    Gambar alat ini dapat dilihat disini

  • Hajir disebut juga hajir marawis
    Merupakan sebuah Gendang yang berukuran diameter 45 Cm dengan tinggi 60-70 cm,
    Alat ini terbuat dari kayu yang bagian tengahnya dilubangi sehingga berbentuk mirip sebuah tabung. Kedua bagian ujungnya ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai selaput / memberan. Adapun kulit binatang yang biasa digunakan adalah kulit kambing atau domba.
    Gmbar alat musik Hajir dapat dilihat disini

  • Dumbuk Pinggang
    Dumbuk merupakan alat musik sejenis gendang yang berbentuk mirip dandang, Bagian tengah dan kedua ujungnya memliki diameter yang berbeda - beda, diameter terbesar pada ujung yang detutup dengan selaput/membrean dari mika, kemudian disusul bagian ujung yang terbuka, sedangkan pada bagian tengah memiliki diameter terkecil. adapun disebut dumbuk pinggang karena dalam penggunaannya alat ini diletakkan di pinggang.
    Gambar dumbuk pinggang

  • Dumbuk Batu
    Bentuk alat ini mirip dengan dumbuk pinggang, hanya saja mempunyai ukuran yang sedikit lebih besar. adapun disebut dumbuk batu karena konon pada awalnya terbuat dari batu.
    Gambar dumbuk Batu

  • Simbal dan Tamborin
    kadang kala musik marawis dilengkapi dengan tamborin atau krecek dan [Symbal] yang berdiameter kecil dimana kedua alat ini digabungkan menjadi satu kesatuan
    Gambar Simbal dan tamborin
 http://www.jual-rebanamarawis.com/2012/03/alat-musik-marawis.html

Asal-Usul Marawis

Kesenian marawis ini telah berusia kurang lebih 400 tahun yang semula berasal dari kawasan Kuwait, mula2 alat ini hanya terdiri dari 2 jenis alat permainan saja yaitu hajir dan marawis dengan ukuran yang tidak seperti saat ini kita lihat, melainkan semacam sebuah rebana dengan berukuran cukup besar yang kedua sisinya dilapisi oleh kulit binatang.

Namun kesenian ini tidak populer di negara kuwait sehingga sedikit sekali orang yang memahami bahwa kesenian ini bermula/berasal dari negara kuwait. Ketika kesenian ini mulai dikenal di negara yaman maka kesenian ini pun diadopsi oleh negara Yaman, sehingga kesenian ini menjadi populer, hal ini disebabkan alat musik yang ada di modifikasi sedemikian rupa agar menjadi lebih menarik. maka diubahlah sedikit demi sedikit alat musik yang bermula berukuran besar menjadi ukuran yang sedang yang seperti saai ini kita lihat yaitu ukuran yang cukup besar (seperti gendang) dan marawis yang ukurannya lebih kecil dari hajir.

Di daerah Yaman kesenian ini sering kali dimainkan pada saat perayaan tertentu, yaitu Perayaan perkawinan, Maulid nabi saw, Khitanan, dsb.... dan lebih kesenian ini menjadi lebih sangat populer karena pernah dimainkan untuk menyambut tamu yang berasal dari luar Yaman sebagai kesenian penghormatan.

Seni Islami ini dibawa ke Indonesia oleh para pedagang dan ulama yang berasal dari Yaman beberapa abad yang lalu. Mengapa dinamakan marawis? Menurut Hasan Shahab, pegiat seni marawis Betawi, musik dan tarian ini disebut marawis karena menggunakan alat musik khas yang disebut marawis. ''Karena kesenian ini memakai alat musik yang namanya marawis, dari dulu orang menyebutnya sebagai marawis,'' ujar pemilik kelompok musik gambus Arrominia ini menjelaskan.

Menurut Hasan, hampir di setiap daerah yang terletak di Semenanjung Melayu, memiliki kesenian marawis. ''Malah, ada yang menyebut seni ini marwas. Kesenian ini telah ada sejak lama di Indonesia,'' paparnya.Dulu, saat Wali Songo menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa, alat musik marawis digunakan sebagai alat bantu syiar agama. ''Marawis tak bisa lepas dari nilai-nilai religius. Awalnya musik ini dimainkan saat merayakan hari-hari besar keislaman, terutama Maulid Nabi,'' katanya.

Namun, kata Hasan, kini marawis tidak hanya dimainkan saat Maulid Nabi saja. Kini, acara hajatan pernikahan, peresmian gedung, hingga di pusat perbelanjaan, marawis sering dimainkan. Marawis yang ada di setiap daerah memiliki kekhasan tersendiri. Perbedaan marawis itu terletak pada cara memukul dan tari-tarian. Hasan mencontohkan, seni marawis di Aceh, tari-tariannya melibatkan laki-laki dan wanita. ''Kalau marawis khas Betawi yang menari dan memainkan marawis hanya pria. Tariannya pun khas memakai gerakan-gerakan silat,'' katanya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, seni marawis juga ditemukan di Palembang, Banten, Jawa Timur, Kalimantan, bahkan hingga Gorontalo. ''Semuanya berbeda dan memiliki kekhasan tersendiri sesuai adat dan budaya daerah setempat,'' paparnya. Diakuinya, kelompok marawis yang paling terkenal berasal dari Bondowoso, Jawa Timur. Seni marawis di Jawa Timur lebih dulu berkembang dibanding di Betawi. Biasanya, setahun sekali grup marawis dari Bondowoso main di Kwitang, Jakarta Pusat, untuk memeriahkan Maulid Nabi SAW. ''Semua orang berbondong-bondong melihat mereka tampil,'' katanya.

Beberapa tahun silam, seni marawis belum populer seperti saat ini. Di tanah Betawi, seni marawis awalnya hanya dimainkan oleh orang-orang keturunan Arab. Bahkan, ada semacam anggapan bahwa marawis hanya dimainkan mereka yang masih keturunan Nabi SAW. Marawis dimainkan orang-orang keturunan Arab untuk memeriahkan acara Maulid Nabi SAW. Selain itu, juga berkembang untuk meramaikan arak-arakan pengantin.

Pusat kesenian marawis itu berada di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Di kecamatan ini, terdapat sebuah daerah bernama Kampung Arab. Dari sinilah awal mula marawis berkembang pesat di wilayah DKI Jakarta. ''Di Kampung Arab itu, dari mulai kakek, cucu, anak semua main marawis,'' katanya. Diakui Hasan, sejak stasiun RCTI dan TVRI gencar menayangkan acara gambus beberapa tahun lalu, telah mendorong kesenian marawis ini berkembang lebih pesat.

Mengapa hampir semua pemain marawis Betawi berasal dari kaum Adam? Menurut Hasan, sangat kasihan kalau wanita harus main marawis. ''Risikonya tangan akan kapalan, kulit ari tangan bakal mengeras,'' katanya. Diakuinya, sangat tidak umum kaum hawa bermain marawis di Betawi. Bulan Ramadhan menjadi saat panen bagi kelompok marawis. Hampir setiap mal saat ini menampilkan grup marawis untuk menyemarakkan bulan suci Ramadhan.

Sebuah grup marawis bisa dikatakan bermain cukup bagus apabila memenuhi beberapa indikator. Dalam sebuah festival atau perlombaan marawis, yang harus dilakukan sebuah grup marawis adalah menghindari sekecil mungkin kesalahan. Kesalahan itu terjadi apabila ada pukulan marawis yang terlambat atau tidak harmonis. Pada festival yang dihitung adalah jumlah kesalahan yang dilakukan. Penilaian terdiri dari 3 unsur, di antaranya adalah Vocal, Perkusi, Penampilan (Adab). Dari segi vocal harus ada sikronisasi antara mawal atau syair pengantar lagu dengan lagunya serta harus ada dinamisasi lagu. Dari segi perkusi dan aransement tidak boleh dilakukan secara monoton, pukulan harus dilakukan sekreatif mungkin dan dinamis. Dari segi penampilan (adab) biasanya dilihat dari penguasaan panggung dan bloking gerakan. Kelompok marawis bisa menggunakan baju koko, gamis ataupun baju daerah.

 http://forummarawisindonesia.blogspot.co.id/p/kesenian-marawis-ini-telah-berusia.html

Minggu, 13 November 2016

seni islam

Jakarta - Marawis tidak jauh beda dengan alat musik hadroh yang lebih dikenal oleh masyarakat betawi dengan rebana hadroh, begitu pula marawis adalah alat musik nasyid yang sering diperdengarkan atau dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu atau nasyid yang bernuansakan sholawat kepada Nabi Muhammad dan juga puji-pujian kepada Allah.
Musik marawis sudah sangat lama sekali dikenal oleh masyarakat betawi, karena kebetulan ini adalah alat music yang paling sangat digemari hingga kini, dan juga hadroh yang akhir-akhir ini mulai digemari oleh banyak kalangan khususnya di daerah-daerah yang berbasis Islam seperti kebanyakan masyarakat betawi pada umumnya dan Islam pada khususnya akan terasa lebih nikmat dan nyaman ketika dalam suatu acara-acara resmi seperti, kawinan atau pernikahan, khitanan, peringatan maulid nabi dan lain sebagainya akan seru dan semangat juga menambah kesemarakan suasana dalam memanjatkan puji-pujian dan sholawat.

Satu set perlengkapan alat musik marawis sangat beragam dan banyak yang kalo dihitung secarapersonel lengkap harus ada sekitar 12 orang, diantaranya, bagian marawis yang berjumlah 8, hajir 1 buah, kemudian 2 dumbuk yaitu dumbuk pinggang dan dumbuk batu, dan kemudian simbal. Harga satu set alat musik marawis sangatlah bervariasi mulai dari 1.5 juta, 2 juta, 3 juta bahkan ada yang sampai 6 juta per setnya jika ditambah dengan tambahan alat-alat lain, tergantung peminat. Ada beberapa tempat pengrajin alat-alat musik yang bernuansa Islami tersebut diantaranya; Jepara, Jepara adalah penghasil pertama alat-alat musik yang bernuansa ukir dan sangat terkenal dengan ukirannya untuk jenis pekerjaan apapun, kemudian Semarang, Tegal, Rembang dan masih banyak lagi tempat di Jawa Tengah, kemudian di Jawa Barat ada di Cirebon, Bandung, Bogor, dan ada pula yang di daerah Jakarta, semua itu mempunyai cirri khas masing-masing dan punya kualitas masing-masing.

Banyak sekali group marawis yang sangat terkenal baik di Jakarta maupun di jawa barat dan Jawa Tengah, dari mulai yang personelnya terdiri dari anak umur 12 tahun kebawah, 12 tahun keatas dan ada pula yang orang seumuran 25-30an, namun tetap selalu enak dinikmati.

Mencoba memainkan alat musik marawis adalah suatu keunikan dan kenikmatan tersendiri, kita tidak akan merasakan nikmat jika belum mencoba, bagi yang berminat dan ingin merasakan nikmatnya bermain musik dengan alat musik marawis silahkan mencoba sedikit demi sdikit akan merasakan nikmat dengan alunan musik marawis. (Syukur)

http://artikel-tentang-islam.blogspot.co.id/2011/11/marawis.html